Apa yang
terpenting dalam sebuah kelompok atau perkumpulan atau organisasi? Apakah itu
dana? Ataukah peralatan? Atau wilayah?, yang terpenting dalam organisasi adalah
anggota yang ada didalamnya, karena organisasi adalah tempat atau wadah yang
untuk bekerja sama. Keberadaan anggota menjadikan sebuah organisasi dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya terbentuk, adalah percuma suatu organisasi
tanpa anggota. Manusia sebagai anggota dari organisasi mempunyai batasan waktu,
tak ada satu manusiapun yang abadi didunia ini, oleh karena itu penerimaan akan
anggota baru menjadi bagian wajib dalam organisasi, agar roda kehidupan
organisasi terus berjalan.
Seperti halnya
orgnaisasi lain, MAHAPENA sebagai sebuah organisasi yang dibentuk untuk
mewadahi minat dan bakat mahasiswa fakultas ekonomi dalam kegiatan alam
bebas juga membutuhkan anggota baru
didalamnya untuk meregenerasi dan tetap terjaga keberlangsungan jalannya roda
kehidupan organisasi.
DIKLATSAR atau
Pendidikan dan Latihan Dasar MAHAPENA merupakan acara untuk menerima anggota
baru dalam MAHAPENA, acara tersebut rutin diadakan sejak awal MAHAPENA
terbentuk yaitu sejak tahun 1977 silam. Dengan kata lain, DIKLATSAR menjadi
jalan pertama bagi mahasiswa fakultas ekonomi untuk bergabung dan menjadi
anggota MAHAPENA, sasaran dari acara ini biasanya adalah mahasiswa baru yang
masih belum memiliki kesibukan dan ingin mengembangkan diri di unit kegiatan
mahasiswa, namun pintu juga tidak tertutup untuk mahasiswa lama.
Tak lama ini
MAHAPENA telah melaksanakan DIKLATSAR
ke-41, yaitu pada tanggal 3-7 januari 2018. Diklat kali ini di ikuti oleh 15 peserta
atau biasa disebut siswa, dengan komposisi 7 laki-laki dan 8 perempuan.
Diantaranya adalah Latif, Tias, Tata, Saiful, Ina, Fadil, Aiwi, Daris, Annis,
Pandu, Anggih, Ahmad, Ryan, Rike, dan Rizka yang secara kebetulan semuanya
adalah mahasiswa baru fakultas ekonomi. Acara pada tanggal 3-7 tersebut
merupakan acara diklat lapang dan puncak dari acara DIKLATSAR yang diakhiri
dengan penerimaan siswa diklat menjadi anggota muda (AM) MAHAPENA pada upacara
penutupannya. DIKLATSAR 41 telah dimulai sejak bulan September, sejak bulan
tersebut dibukalah pendaftaran bagi mahasiswa ekonomi untuk mengikuti DIKLATSAR 41 MAHAPENA. Kesiswaan dalam hal ini sebagai
panitia yang ditugaskan untuk mempromosikan dan mencari juga menjaga calon
siswa diklat, dibebaskan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan calon
siswa diklat dengan catatan masih dalm batas wajar. Pada awalnya sebanyak 23an
calon siswa yang mendaftar diklat, namun seiring berjalannya waktu karena
beberapa alasan akhirnya siswa yang ikut menjadi 15 orang.
Rangkaian
DIKLATSAR ada 2, yaitu diklat ruang dan diklat lapang. Diklat ruang merupakan
pengenalan teoritis mengenai materi alam bebas yang telah disusun oleh tim
Kurikulum, pelaksanaanya pada diklat kali ini belangsung pada tanggal 24, 30
dan 31 desember 2017. Diklat lapang yang merupakan praktek teoritis yang telah
sebelumnya dipelajari dilaksanakan pada tanggal 3-7 januari seperti yang telah
disebutkan diatas. Diklat lapang inilah yang menjadi inti dari DIKLATSAR,
karena selain praktek dari teori, dalam diklat lapang siswa di langsung ditempa
oleh alam agar menjadi pribadi yang kuat, mampu bekerja sama, tidak egois dan
diharapkan nnatinya menjadi loyal pada MAHAPENA.
DIKLATSAR 41 kali
ini memiliki cerita yang menarik didalamnya,yaitu terdapat dua siswa yang
kesurupan pada malam ketiga pada tanggal 5 januari, mereka adalah Riska dan
Anggih. Alhasil kejadian ini membuat bingung semua panitia yang mengikuti
kegiatan tersebut karena tidak ada yang berpengalaman dalam menangani kasus
kesurupan seperti ini. Tak seorangpun dari panitia yang memiliki kemampuan
untuk mengatasi gangguan makhluk ghaib, hingga akhirnya diputuskan untuk
meminta bantuan pada ALB yang dirasa bisa menangani gangguan makhluk ghaib
seperti ini. Tengah malam mas Aries, mas pepenk, mas Samsul, mas Della, dan mas
Sumanto pun datang di antar oleh wawan(arleng) dan ega, akhirnya kesurupan pada
malam itu dapat teratasi. Semua ALB itu
pulang pada waktu subuh, kecuali mas Sumanto yang tetap ikut pergerakan. Namun,
pada saat apel pagi, Riska dan Anggih kembali kesurupan, semua panitia sepakat
untuk melanjutkan rangkaian diklat namun dengan rute yang diubah menjadi lebih
ringan dan lebih dekat dengan titik akhir, untuk 2 siswa yang kesurupan
diputuskan untuk mengevakuasinya ke basecamp gunung pasang.
Pergerakan hari
ke-4 tetap berlanjut, meski terjadi insiden kesurupan, antusiasme siswa dalam
mengikuti diklat tetap berlanjut. Pada saat pergerakan, Annis mengalami
kondisi dimana tubuh manusia didekati
oleh makhluk astral dan berusaha masuk kedalamny. keadaan Annis berlangsung
lama, dari awal pergerakan hingga waktu
istirahat. Panitia yang ikut pergerakanpun mengambil keputusan untukmengevakuasinya
juga ke basecamp. Ke 12 siswa yang
tersisa terus melanjutkan rangkaian DIKLATSAR 41 sampai selesai.
Hari ke-5, hari
terakhir diklat lapang, hari untuk upacara penutupan sekaligus pengangkatan
siswa menjadi anggota muda. Kondisi 2 dari tiga siswa yang kesurupan pada hari
kelima membaik, keduanya diikutkan dalam pergerakan seperti biasa. Namun Riska
ditengah pergerakan kembali kekondisi kesurupan dan di pisahkan dari pergerakan
siswa yang lainnya. Dalam upacara penutupan, ke-15 siswa dapat dibariskan dalam
formasi lengkap. Semuanya pun dapat mengikuti proses pengangkatan dengan lancar
meski terdapat insiden kecil sebelumnya.
“Diklatsar kali ini melantik 20
anggota muda, 15 dari golongan manusia dan 5 mahluk halus” begitu celetuk gurauan
dari para AB saat pelantikan.
Anggota muda
MAHAPENA yang terlantik dalam DIKLATSAR 41 kali ini berjumlah 15 orang. Selamat
bergabung anggota baru, MAHAPENA adalah keluarga baru kalian, kita adalah
saudara. Jaga terus rantai baja yang telah terjalin selama diklat berlangsung,
jangan mudah menyerah untuk kejayaan MAHAPENA.
Oleh : si.aldan
Komentar
Posting Komentar